Sabtu, 23 Agustus 2014

Fi’il Shahih dan Fi’il Mu’tal


Alhamdulillah kita telah sampai pada dars yang ke 4, (pelajaran yang ke 4) dimana insyaAllah ta'ala kita akan membahas tentang pembagian fi'il ditinjau dari huruf-huruf penyusunnya. Sebelumnya kita telah mempelajari bahwa fi'il terbagi menjadi 3:

1. fi'il madhi

2.  fi'il mudhori'

3. fi'il amr.

Dimana fi'il madhi adalah kata kerja lampau, fi'il mudhori kata kerja untuk perbuatan yang sedang atau akan terjadi kemudian fi'il amr adalah kata kerja perintah, contohnya kita ambil satu kata كَتَبَ yang artinya telah menulis, ini adalah fi'il madhi, fi'il mudhori' nya يَكْتُبُ sedang menulis dan fi'il amr nya أُكْتُبْ tulislah. Ini contoh jenis-jenis fi'il (fi'il madhi, fi'il mudhori' dan fiil amr). Seluruh fiil ini nantinya akan terbagi lagi menjadi 2 bila ditinjau dari huruf-huruf penyusunnya.
1. fi'il shohih,

2. fi'il mu'tal

Jadi, fi'il ditinjau dari huruf penyusunnya dibagi menjadi 2 ada fi'il shohih kemudian ada fi'il mu'tal. Apa itu fi'il shohih dan apa itu fi'il mu'tal? Fi'il shohih adalah fi'il yang huruf penyusunnya tidak mengandung huruf illat, sebaliknya fi'il mu'tal adalah fi'il yang huruf penyusunnya mengandung huruf 'illat.

Apa itu huruf 'illat?
Huruf 'illat dalam definisi ilmu nahwu dan shorof ada 3, yang pertama alif, yang kedua waw dan yang ketiga adalah ya. Jadi apabila dalam huruf penyusun fi'il ada huruf, ada salah satu afau lebih huruf-huruf 'illat ini (alif, waw dan ya) atau kita singkat awy, maka fiil tersebut merupakan fi'il mu'tal.

Namun perlu dicatat bahwa alif yang dimaksud pada huruf 'illat berbeda dengan hamzah, saya ingatkan kembali bahwa alif bukanlah hamzah. Bila kita ingin bedakan secara mudah alif dengan hamzah maka sederhananya bisa kita katakan bahwa alif yang berharakat baik fathah, dhommah, kasroh atau sukun itu disebut dengan hamzah, sedangkan alif sendiri tidaklah berharokat melainkan dia fungsinya hanya untuk huruf mad (memanjangkan kata), contohnya قَالَ qoola yang artinya telah berkata, qoola setelah huruf qof ada alif, ini yang disebut dengan 'illat.

Adapun pada contoh أَكَلَ akala yang artinya telah makan, maka itu bukan alif melainkan hamzah. Sehingga kita boleh mengatakan qoola sebagai fi'il mu'tal karna ada huruf 'illat nya (alif) tetapi kita tidak boleh mengatakan أَكَلَ sebagai fi'il mu'tal karna itu bukan alif melainkan hamzah. Contoh lain untuk fi'il shohih sangat banyak dan memang sebagian besar fi'il itu shohih artinya tidak mengandung huruf 'illat, contohnya yang tadi saya sebutkan كَتَبَ (telah menulis) jelas bahwa telah menulis (menulis dalam bahasa arab ini, kataba tidaklah mengandung huruf 'illat, ka ta ba) maka kataba disebut dengan fi'il shohih. Contoh lain نَظَرَ yang artinya telah melihat, nazhoro bukan fi'il mu'tal tapi fi'il shohih karna tidak ada huruf 'illatnya, ini contoh fiil shohih.

Adapun contoh fi'il mu'tal yang pertama tadi sudah saya sebutkan qoola, di mana mu'talnya? Setelah huruf qof ada alif maka qoola menjadi mu'tal, disebut dengan fiil mu'tal. Kemudian contoh lainnya صَامَ, shooma yang artinya puasa, telah berpuasa, kita lihat setelah huruf shod ada alif, shooma maka kata shooma, fi'il madhi shooma itu termasuk fi'il mu'tal. Contoh yang ke-3 misalkan وَجَدَ, wajada ini artinya telah mendapatkan, wajada ini fi'il mu'tal. Kenapa? Karna ada huruf waw di depan, sebelum huruf jim, wajada, sehingga wajada disebut juga dengan fi'il mu'tal. Jadi, fi'il shohih contohnya كَتَبَ, نَظَرَ kemudian fi'il mu'tal contohnya قَالَ، صَامَ، وَجَدَ. Jadi membedakan fi'il mu'tal dari fi'il shohih sangat mudah, dengan melihat apakah ada huruf 'illat alif, waw ataupun ya. Kemudian satu contoh lagi, tadi saya baru menyebutkan contoh fi'il mu'tal yang alif dan waw saja, صَامَ itu yang alif, kemudian yang waw وَجَدَ, satu lagi yang ya contohnya fi'il madhi رَضِيَ rodhiya artinya adalah telah meridhoi. Kita lihat disitu ada huruf ya di akhir fi'il tersebut sehingga rodhiya termasuk fi'il mu'tal juga.

Lalu apa manfaat kita mengetahui suatu fi'il itu shohih atau mu'tal? Manfaatnya adalah dengan mengetahui suatu fi'il shohih atau mu'tal, maka kita akan mengetahui tashrifnya. Kenapa? Karna tashrif fi'il shohih dengan tashrif fi'il mu'tal itu berbeda.
Tashrif atau perubahan kata fi'il shohih dengan perubahan kata fi'il mu'tal itu berbeda, contohnya untuk kataba, fi'il madhi كَتَبَ, fiil mudhori'nya adalah يَكْتُبُ yaktubu. Lihat, كَتَبَ يَكْتُبُ, ka ta ba ada 3 huruf dan ketiga-tiga nya berharokat fathah.
Kemudian يَكْتُبُ , yaktubu kalau kita lihat cara membuatnya adalah :
1. kataba ditambahkan ya di depannya
2. kemudian huruf ya nya diberi harokat fathah dan
3. kaf nya disukunkan,
4. ta nya didhomahkan dan
5. ba nya didhomahkan
menjadi yaktubu, kataba yaktubu. Jadi jelas perubahannya terlihat, kataba yaktubu.

Tetapi ketika kita membahas huruf fi'il mu'tal maka di sini ada sedikit perbedaan, contohnya قَالَ , qoola ini memang 3 huruf tetapi lihat bahwa kata qoola ini berharokat cuma 2 yakni qof dan lam saja sedangkan alifnya tidak berharokat. Qoola seakan-akan dia bukan fi'il (kmrn kita ketahui bahwa fi'il madhi wajib tersusun dari 3 huruf dan pada bentuk asalnya semua harus berharokat fathah), makanya kalau kita lihat contoh-contoh fi'il madhi di bagian terkahir dari buku panduan ilmu shorof untuk pemula yang kita jadikan sebagai buku diktat, semua fi'il yang ada di contoh tersebut barisnya fathah semua dan semua 3 huruf, contohnya كَتَبَ telah menulis, نَظَرَ telah melihat، ضَرَبَ telah memukul, نَصَرَ btelah menolong, قَئَدَ telah duduk, itu semuanya 3 huruf dan semuanya berharokat fathah. Berbeda dengan fi'il mu'tal dimana dia tidak terlalu nampak 3 hurufnya dan tidak nampak harokatnya, contohnya قَالَ, memang 3 huruf qof alif dan lam tp kita tidak bisa melihat dengan jelas bentuk fi'il madhi nya karna yang berharokat hanya 2 saja (qof dan lam).
Nah ini salah satu manfaatnya kita mempelajari fi'il shohih dan fi'il mu'tal dimana nanti akan kita pelajari bahwa perubahan kata pada fi'il mu'tal tidaklah sama antara satu kata dengan kata yang lain. Berbeda dengan fi'il shohih yang sudah ada aturan bakunya.
Ya, saya rasa untuk pengenalan fi'il shohih dan fi'il mu'tal cukup sampai di sini dan untuk pemula yang penting kita mengetahui bedanya fi'il shohih dengan fi'il mu'tal dan memang dalam kelas ilmu shorof untuk pemula ini kita tidak akan membahas panjang lebar tentang fi'il mutal, semua fi'il yang kita bahas dalam pelajaran ilmu shorof untuk pemula ini merupakan fi'il shohih saja, sedangkan fi'il mu'tal kita abaikan dulu.
Kenapa? Krn fi'il shohih ini ada rumusnya sedangkan fi'il mu'tal meskipun ada rumusnya akan tetapi tidak seragam. Jadi lebih kepada hafalan. Akan tetapi nanti insyaAllah setelah selesai pembahasan ilmu shorof secara tuntas, insyaAllah nanti akan kita belajar fi'il-fi'il mu'tal.
Kemudian yang terakhir, sebetulnya nanti fi'il shohih sendiri terbagi lagi menjadi 3 ;
1. ada fi'il shohih salim,
2. ada fi'il shohih mahmuz,
3. ada fi'il shohih mudho'af.
Begitupun dengan fi'il mu'tal terbagi lagi menjadi 5 ;
1. ada fi'il mu'tal mitsal,
2. ada fi'il mu'tal ajwaf
3. kemudian fi'il mu'tal naaqish,
4. fiil mutal lafif makruk
5. dan terakhir fi'il mu'tal lafif makrun.

Akan tetapi sebagaimana yang saya katakan tadi untuk tahapan pertama kita tidak perlu mengetahui nama-nama atau istilah-istilah yang lebih spesifik dari fi'il shohih dan fi'il mu'tal.
InsyaAllah dengan hanya mengetahui fi'il ini yang shohih, ini fi'il yang mu'tal itu cukup untuk fase pertama dalam mempelajari ilmu shorof.
Kesimpulan dari pelajaran kali ini bahwa fi'il ditinjau dari  huruf penyusunnya terbagi mmenjadi fi'il shohih dan fi'il mu'tal.
Fi'il shohih adalah fi'il yang huruf penyusunnya tidak mengandung huruf alif, waw dan ya.
Sedangkan fi'il mu'tal adalah fi'il yang huruf penyusunnya mengandung huruf alif waw dan ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar